Selasa, 23 Mei 2017

Menolak Meski Dipaksa Malaikat


Menolak Meski Dipaksa Malaikat

Dalam pertemuan kiai-kian se-Jawa Timur, KH. Musthofa Bisri bercerita bahwa tradisi NU itu dulu selalu berebut menolak untuk memegang jabatan. Kiai Bisri dan Kiai Wahab nemolak menjadi Rais Akbar karena ada Kiai Hasyim Asy’ari. Sepeninggal Kiai Hasyim, keduanya menolak, terlebih Kiai lainnya. Saat Kiai Wahab Hasbullah akhirnya bersediapun dengan konsensus Rais Akbar diganti dengan istilah Rais Am. Saat terakhir, Kiai Wahab Hasbullah sakit sepuh, muktamirin sepakat menunjuk Kiai Bisri Syansuru sebagai pengganti. Namun beliau tetap menolak. Menurut Kiai Bisri, selama masih ada Kiai Wahab, meskipun beliau sakit dan hanya bisa sarean saja, beliau tidak akan bersedia mengganti.


Sepeninggal Kiai Bisri Syansuri setelah menggantikan Kiai Wahab Hasbullah, para Kiai sepuh berembuk memilih kiai pengganti, saat Kiai As’ad Syamsul Arifin ditunjuk untuk menjadi Rais Am, beliau menolak karena merasa belum pangkatnya, bahkan saat dipaksa para Kiai, Kiai As’ad dengan tegas menyatakan “Meskipun malaikat jibril turun dari langit untuk memaksakan saya, saya pasti akan menolak. Yang pantas itu Kiai Mahrus Ali” Kiai Mahrus Ali pun bereaksi saat namanya disebut Kiai As’ad, “Jangankan malaikat jibril, kalaupun malaikat Izrail turun dan memaksa saya, saya tetap tidak bersedia!”. Akhirnya musyawarah ulama memutuslan Rais Am PBNU adalah Kiai Ali Maksum yang saat itu tidak hadir.

***

Saat pemilihan Rais Syuriah Jawa Timur sepeninggal Kiai Syarqawi, Kiai Imron Hamzah menggantikan karena terpaksa. Kiiai Imron yang saat itu paling sepuh dijagokan mengganti Syarqowi. Tentu saja Kiai Imron menolak. Bahkan tidak tanggung-tanggung, untuk memperkuat penolakannya Kiai Imron membuat surat pernyataan tidak bersedia dicalonkan menjadi Rais Syuriah.

Namun betapa terkejutnya Kiai Imron, saat pemilihan malah terpilih. Beliaupun protes karena sudah membuat surat pernyataan tidak bersedia. Kemudian dibukalah surat itu di hadapan umum. Lebih terkejut lagi Kiai Imron melihat surat pernyataan sudah berganti tulisan : “Dengan kerendahan hati saya menyatakan bersedia menjadi Rais”. Kata ‘tidak’nya terhapus tipe ex. Akhirnya menyerahlah Kiai Imron. Penasara, setelah pemilihan Kiai Imron pun menyelidiki siapa yang menghapus tulisan ‘tidak’ dalam surat pernyataannya. Akhirnya ketahuan yang menghapus adalah Kiai Masduqi. Saat di protes Kiai Imron, “kenapa kok dihapus?” dengan tenang sambil ngeloyor pergi Kiai Masduqi bilang “salah sendiri ndak bersedia kok pake surat pernyataan segala”

***
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Jangan pernah meminta untuk memimpin! Karena jika engkau diberi jabatan pimpinan dari permintaanmu, maka akan diserahkan kepemimpinan itu kepadamu (tanpa pertolongan Allah). Tetapi jika engkau diberio jabatan itu tanpa meminta, engkau akan dibantu dalam menjalankannya.”

Semoga budaya baik ini terus terpelihara di kalangan NU. Sungguh sayang jika hal ini telah luntur, apa lagi hingga sampai menghalalkan segala cara.
·        Diceritakan oleh Gus Achmad Shampton Masduqie.

___________________
Sumber :
Petuah Bijak 3 – A. Yasin Muchtarom. Hal 40-43
Gambar :

www.kabargayo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Page