Mengutamakan Ibadah
Suatu hari, Hamid al Lafal hendak
pergi menunaikan sholat jum’at, sementara himarnya terlepas, gandumnya masih
ada di penggilingan dan sawahnya gilirannya mengairi. Ia pun berfikir dalam
hatinya, bila aku pergi melaksanakan sholat jum’at, maka pekerjaanku akan
terbengkalai, bila merampungkan pekerjaanku maka aku akan menyia-nyiakan
hak-hak Tuhan. Akhirnya Hamdi mengambi keputusan bahwa akhirat lebih penting.
Ketika ia pulang usai melaksanakan
sholat jum’at, didapatinya sawahnya telah terairi, khimarnya telah kembali dan
istrinya telah membuat roti, iapun bertanya kepada istrinya. Istrinya pun
menjelaskan: “adapun himar, ketika aku mendengar ada yang mengetuk pintu, aku
keluar. Ternyata disitu ada himar yang berlari-lari karena dikejar serigala,
lalu aku membukakan pintu kandangnya. Adapun sawah kita, ketika orang yang
memiliki sawah yang berdampingan dengan sawah kita hendak mengairi sawahnya, ia
tertidur, maka airnya meluap ke sawah kita. Sementara tepung gandum itu,
sesungguhnya tetangga kita juga memiliki gandum yang masuk di penggilingan,
lalu ia datang ke penggilingan bermaksud untuk mengambil gandumnya, akan tetapi
ia keliru. Ternyata yang diambil adalah karung gandum kita, iapun
memberitahukan dan membawanya ke sini”.
Hamid mengadahkan kepalanya ke
langit dan berkata “Tuhan, aku telah memenuhi satu hajat untukmu, akan tetapi
engkau memenuhi tiga hajat untukku, maka segala puji bagimu.”
___________________
Sumber :
Uswah Penuh Hikmah
(Terjemahan An Nawadir Syaikh Syihabuddin Al-Qolyubi) hal 84
Gambar :
http://gemarbercerita.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar