Dua Kurma
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Adham (W. 161 H)
bahwasannya ia berada di Mekkah, bermaksud akan pergi ke Bait al-Muqaddas. Ia
membeli kurma dari seorang laki – laki srbagai bekal dalam perjalanannya. Ketika
ia membayar dan si penjual telah memberikan kurmanya, tiba – tiba ada dua butir
kurma yang jatuh ke tanah di antara kedua kakinya. Ia menduga bahwa kedua butir
kurma itu termasuk kurma yang dibelinya, lalu diambil dan dimakan. Setelah itu,
ia keluar dari Mekkah menuju Bait al-Muqaddas.
Sesampainya di Bait al-Muqaddas, ia
masuk ke dalam Qubbah as-Shakhra’ (sebuah ruangan yang di atasnya diberi kubah,
dan di dalamnya terdapat batu besar yang digunakan landasan malaikat Jibril dan
Nabi Muhammad naik ke langit memenuhi pangilan Mi’raj).
Petugas yang menjaga Qubbah
as-Shakhra’ memperbolehkan orang – orang untuk beribadah di dalamnya pada siang
hari dan mengosongkannya pada malam hari: mulai dari sehabis Sholat Ashar,
karena malam harinya digunakan para malaikat.
Sehabis Sholat Ashar, orang – orang
yang berada di dalamnya diperintahkan oleh petugas agar keluar, akan tetapi
Ibrahim bin Adham masih tetap di dalam, sebab petugas tidak mengetahuinya.
Ketika para malaikat masuk ke dalam Qubbah as-Shakhra’, mereka melihat Ibrahim
bin Adham seraya berkata: “Di sini masih ada manusia!” salah satu dari mereka
berkata: “Dia adalah Ibrahim bin Adham, orang dari kota Khurasan yang terkenal
ahli ibadah.” Malaikat yang lain menjawab: “Ia adalah orang yang amalnya
diterima dan naik ke langit setiap hari.” Malaikat yang lain lagi berkata:
“Iya, benar! Akan tetapi semenjak setahun ini amal ibadahnya masih ditunda,
tidak dapat naik ke langit dan doa – doanya belum dikabulkan disebabkan makan
dua butir kurma.”
Semalam suntuk para Malaikat
beribadah di dalam Qubbah as-Shakhra’ hingga terbit fajar. Sehabis subuh
petugas membuka pintu kubah, Ibrahim bin Adham keluar dan langsung menuju
Mekkah untuk meminta halal kepada si penjual kurma.sesampainya di Mekkah, ia
mendatangi penjual kurma. Di tempat itu ia tidak melihat orang tua penjual
kurma yang pernah melayaninya, akan tetapi ia hanya bertemu dengan pemuda yang
sedang menjual kurma.
Ibrahim bin Adham bertanya
kepadanya: “Pada tahun kemarin ada orang tua yang menjual kurma di sini,
sekarang ia berada d i mana?” Pemuda menjawab: “Beliau adalah ayahku, dan sudah
meninggal.” Ibrahim bin Adham menceritakan segala sesuatu yang terjadi di tahun
kemarin.
Pemuda berkata: “Oleh karena ayahku
sudah meninggal, maka dua butir kurma itu menjadi barang warisan. Bagianku aku
halalkan untukmu, akan tetapi ada ahli waris lain, yaitu ibu dan saudara
perempuanku.” Ibrahim bis Adham bertanya: “Di mana ibu dan saudara perempuanmu
sekarang?” Anak muda itu menjawab: Mereka berada di rumah.
Setelah mendengar jawaban pemuda
itu, Ibrahim bin Adham langsung pergi mendatangi rumahnya. Sesampainya di depan
rumah, ia mengetuk pintu. Kemudian ada wanita tua keluar berjalan dengan
memegang tongkat. Ibrahim bin Adham menyampaikan salam, dan wanita tua itu
menjawab seraya bertanya: “Apa keperluanmu datang kemari?” Ibrahim bin Adham
mencritakan kisahnya. Wanita tua itu menghalalkan apa yang menjadi bagiannya. Kemudian
Ibrahim bin Adham melakukan hal seperti itu, demikian pula pada saudara
perempuan anak muda tersebut.
Setelah selesai minta halal kepada
semua yang bersangkutan, Ibrahim bin Adham berangkat menuju Bait al-Muqaddas
dan masuk ke kubah. Setelah berada di dalam kubah, masuk para malaikat, yang
satu berkata kepada yang lain: “Inilah Ibrahim bin Adham yang semenjak satu
tahun ini amal ibadahnya ditangguhkan dan doa – doanya tidak dikabulkan. Setelah
ia melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dua kurma, maka semua amalnya
diterima, doa – doanya dikabulkan dan Allah mengembalikan derajat kedudukannya
seperti semula.
Setelah mendengar perkataan
malaikat itu, Ibrahim bin Adham menangis, karena sangat gembira, serta
melakukan puasa dan tidak pernah berbuka kecuali tujuh hari sekali dengan
makanan yang halal.
___________________
Sumber : Wira’i, KH. Moch. Djamaluddin Ahmad hal 10 – 13
Gambar : food.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar