Kamis, 06 April 2017

Dua Kurma


Dua Kurma

Diriwayatkan dari Ibrahim bin Adham (W. 161 H) bahwasannya ia berada di Mekkah, bermaksud akan pergi ke Bait al-Muqaddas. Ia membeli kurma dari seorang laki – laki srbagai bekal dalam perjalanannya. Ketika ia membayar dan si penjual telah memberikan kurmanya, tiba – tiba ada dua butir kurma yang jatuh ke tanah di antara kedua kakinya. Ia menduga bahwa kedua butir kurma itu termasuk kurma yang dibelinya, lalu diambil dan dimakan. Setelah itu, ia keluar dari Mekkah menuju Bait al-Muqaddas.

Sesampainya di Bait al-Muqaddas, ia masuk ke dalam Qubbah as-Shakhra’ (sebuah ruangan yang di atasnya diberi kubah, dan di dalamnya terdapat batu besar yang digunakan landasan malaikat Jibril dan Nabi Muhammad naik ke langit memenuhi pangilan Mi’raj).


Petugas yang menjaga Qubbah as-Shakhra’ memperbolehkan orang – orang untuk beribadah di dalamnya pada siang hari dan mengosongkannya pada malam hari: mulai dari sehabis Sholat Ashar, karena malam harinya digunakan para malaikat.

Sehabis Sholat Ashar, orang – orang yang berada di dalamnya diperintahkan oleh petugas agar keluar, akan tetapi Ibrahim bin Adham masih tetap di dalam, sebab petugas tidak mengetahuinya. Ketika para malaikat masuk ke dalam Qubbah as-Shakhra’, mereka melihat Ibrahim bin Adham seraya berkata: “Di sini masih ada manusia!” salah satu dari mereka berkata: “Dia adalah Ibrahim bin Adham, orang dari kota Khurasan yang terkenal ahli ibadah.” Malaikat yang lain menjawab: “Ia adalah orang yang amalnya diterima dan naik ke langit setiap hari.” Malaikat yang lain lagi berkata: “Iya, benar! Akan tetapi semenjak setahun ini amal ibadahnya masih ditunda, tidak dapat naik ke langit dan doa – doanya belum dikabulkan disebabkan makan dua butir kurma.”

Semalam suntuk para Malaikat beribadah di dalam Qubbah as-Shakhra’ hingga terbit fajar. Sehabis subuh petugas membuka pintu kubah, Ibrahim bin Adham keluar dan langsung menuju Mekkah untuk meminta halal kepada si penjual kurma.sesampainya di Mekkah, ia mendatangi penjual kurma. Di tempat itu ia tidak melihat orang tua penjual kurma yang pernah melayaninya, akan tetapi ia hanya bertemu dengan pemuda yang sedang menjual kurma.

Ibrahim bin Adham bertanya kepadanya: “Pada tahun kemarin ada orang tua yang menjual kurma di sini, sekarang ia berada d i mana?” Pemuda menjawab: “Beliau adalah ayahku, dan sudah meninggal.” Ibrahim bin Adham menceritakan segala sesuatu yang terjadi di tahun kemarin.

Pemuda berkata: “Oleh karena ayahku sudah meninggal, maka dua butir kurma itu menjadi barang warisan. Bagianku aku halalkan untukmu, akan tetapi ada ahli waris lain, yaitu ibu dan saudara perempuanku.” Ibrahim bis Adham bertanya: “Di mana ibu dan saudara perempuanmu sekarang?” Anak muda itu menjawab: Mereka berada di rumah.

Setelah mendengar jawaban pemuda itu, Ibrahim bin Adham langsung pergi mendatangi rumahnya. Sesampainya di depan rumah, ia mengetuk pintu. Kemudian ada wanita tua keluar berjalan dengan memegang tongkat. Ibrahim bin Adham menyampaikan salam, dan wanita tua itu menjawab seraya bertanya: “Apa keperluanmu datang kemari?” Ibrahim bin Adham mencritakan kisahnya. Wanita tua itu menghalalkan apa yang menjadi bagiannya. Kemudian Ibrahim bin Adham melakukan hal seperti itu, demikian pula pada saudara perempuan anak muda tersebut.

Setelah selesai minta halal kepada semua yang bersangkutan, Ibrahim bin Adham berangkat menuju Bait al-Muqaddas dan masuk ke kubah. Setelah berada di dalam kubah, masuk para malaikat, yang satu berkata kepada yang lain: “Inilah Ibrahim bin Adham yang semenjak satu tahun ini amal ibadahnya ditangguhkan dan doa – doanya tidak dikabulkan. Setelah ia melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dua kurma, maka semua amalnya diterima, doa – doanya dikabulkan dan Allah mengembalikan derajat kedudukannya seperti semula.

Setelah mendengar perkataan malaikat itu, Ibrahim bin Adham menangis, karena sangat gembira, serta melakukan puasa dan tidak pernah berbuka kecuali tujuh hari sekali dengan makanan yang halal.

___________________

Sumber            : Wira’i, KH. Moch. Djamaluddin Ahmad hal 10 – 13
Gambar            : food.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Page