Cerpen Dongeng - Harta Penggembala
Suatu
senja, Raja berjalan-jalan di luar kota. Beliau berjumpa dengan seorang anak
gembala berwajah tampan, duduk di keteduhan sebatang pohon. Anak itu asyik
memainkan serulingnya. Raja menegur anak gembala itu, dan anak gembala menjawab
dengan sopan santun. Kata Raja dalam hati, “Anak ini patut kutolong. Dia cerdas
dan memiliki sopan santun. Dia taput mendapatkan pendidikan tinggi”. Maka
berkatalah Raja, “Anakku, tinggalkan pekerjaanmu sebagai penggembala, ikutlah
aku ke istana. kau akan tinggal di sana menuntut pelajaran, serta kelak menjadi
pembantuku”.
Anak itu sebenarnya enggan pergi,
karena dia sudah merasa bahagia dan puas. Tetapi dia tidak berani menentang
kehendak Raja. Baginya, soerang Raja adalah orang yang perlu dihormati dan
dituruti kehendaknya. Anak gembala itu memiliki otak yang cerdas, sehingga
semua pelajaran yang diberikan guru istana dilahapnya dalam waktu singkat. Raja
merasa sangat puas, sehingga beliau memperlakukan anak gembala seperti anak
sendiri. Banyak punggawa istana, para pangeran dan mentri iri hati. Bahkan
beberapa kelompok merencanakan gagasan menjatuhkan anak muda tersebut. Mereka
menyebar berita bohong di kerajaan, yang didengar pula oleh Raja. Namun semuya
rencana jahat tersebut terbongkar. Dan kecintaan raja terhadap anak muda itu
semakin bertambah.
Meskipun demikian, anak muda ituselalu merasa kesepian, hatinya tidak pernah merasa tentram. Pakaian-pakaian bagus dan permata-permata mahal yang menghiasinya, sama sekali tidak membuatnya bahagia. Dia berharap bisa kembali mengenakan jubah gembalanya. Oh, betapa rindunya dia kembali ke tanah ladangnya, namun rasanya tidak ada kesempatan untuk itu, karena Raja membutuhkannya. Bahkan akhirnya memberi kepercayaan untuk menjadi Menteri keuangan.
Tidak lama kemudian Raja mangkat,
beliau digantikan oleh putranya yang berusia belasan tahun. Raja muda itu tidak
sebijaksana ayahnya. Beliau mudah percaya dengan omongan orang-orang yang dekat
terhadapnya. Beliau tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, sehingga
para punggawa bisa berbuat sesuka hati mereka.
Kini tiba saatnya mereka hendak
menghancurkan kedudukan menteri muda tersebut. Mereka menceritakan
cerita-cerita bohong, dan mengatakan bahwa anak muda tersebut mencuri sedikit
demi sedikit harta kerajaan. Harta itu kemudian disimpan dalam sebuah kamar di
rumahnya. Konon katanya, menteri muda memiliki kekayaan melebihi Raja.
Raja mempercayai kisah itu, sebab
beliau sendiri tau, anak muda itu memiliki kamar yang sangat dirahasiakan.kamar
itu dijaga baik-baik, dan selalu dalam keadaan terkunci rapat. Tidak seorangpun,
meski pelayan di rumahnya, pernah memasuki kamar tersebut. Semakin lama Raja
muda semakin berang. Segera dipanggilnya menteri muda itu , katanya geram “berikan
kunci kamar rahasiamu! Lekas,”.

Anak muda itu menyembah, lalu berucap “Yang mulia,
hamba adalah bekas anak gembala yang mendapat kehormatan tinggal di istana dan
dididik layaknya putra seorang Raja. Hamba diberi pelajaran layak, diberi
pendidikan budi pekerti serta tata kebiasaan istana. Hambapun akhirnya
memperoleh kedudukan yang tinggi. Namun demikian hamba tidak pernah merasa
nahagia di sini. Hamba selalu merasa tertekan batin. Padahal saat hamba masih menjadi
anak gembala, hamba merasa sangat bahagia. Yang Mulia melihat tongkat ini, tas
belulang serta seruling ini. Inilah harta karun hamba, semua benda yang membuat
hidup hamba bahagia, dan itulah kenapa hamba menyimpannya di kamar pribadi
hamba.
Kini raja muda sadar akan tindakannyayang serba
gegabah. Beliau tidak bisa memilih mana lawan mana kawan., sehingga beliau
terperosok ke dalam jebakan musuh-musuhnya. Mata Raja muda berlinang air mata,
dan suaranya gemetar. Dipeluk menteri muda itu, dan diajak kembali ke istana. Sampai
di istana berkatalah Raja muda dihadapan punggawa istana, “Hai seluruh
punggawa, seluruh menteri dan para bangsawan. Aku memutuskan mengangkat menteri
keuangan menjadi Perdana Menteri...”. Namun anak muda itu menyela, “Yang mulia,
hamba hendak mengajukan sebuah permintaan. Izinkan hamba membawa kembali
tongkat gembala hamba, tas belulang serta seruling hamba, dan kembali menjadi
penggembala...”
Raja muda merasa sangat sedih mendengar permintaan
anak muda ini, tetapi beliau tidak bisa menolak permintaan ini. Raja muda dan
anak penggembala ini kemudian melaksanakan tugas masing-masing dengan
sebaik-baiknya.
___________________
Sumber :
Majalah TomTom 377
20 Maret 1984
20 Maret 1984
Halaman 18
oh keren sekali
BalasHapusjijik kali
haha, old
Hapus