Bergantung Kepada Allah
Disebutkan bahwa sewaktu Rabi’ah Al
Adawiyah lahir di malam hari, di rumahnya tidak tersedia minyak untuk
penerangan. Bahkan kain pembungkus bayi untuk Robi’ah pun tidak ada. Karena tidak
ada alat penerangan, ibunya lalu meminta sang suami, Ismail untuk mencari
minyak di rumah tetangga. Namun, karena suaminya terlanjur berjanji untuk tidak
meminta bantuan pada sesama manusia (kecuali kepada Allah), Ismail pun terpaksa
pulang dengan tangan hampa.
Saat Ismail tertidur untuk menunggu
putri keempatnya yang baru lahir tersebut, ia kemudian bermimpi didatangi oleh
Nabi Muhammad dan bersabda: “Janganlah bersedih hati, sebab anak perempuanmu
yang baru lahir ini adalah seorang suci yang agung, yang pengaruhnya akan
dianut oleh 7.000 umatku”. Nabi kemudian bersabda lagi: “Besok kirimkan surat
kepada Isa Zadzan, Amir kota Basrah, ingatkanlah kepadanya bahwa ia biasanya
bershalawat seratus kali untukku dan pada malam jum’at sebanyak empat ratus
kali. Tetapi malam jum’at ini ia melupakanku, dan sebagai hukumannya ia harus
membayar denda kepadamu sebanyak empatratus dinar”.
Ayah Rabi’ah kemudian terbangun dan
menangis. Tak lama, ia pun menulis surat dan mengirimkannya kepada Amir kota
Basrah itu yang dititipkan kepada pembawa surat pemimpin kota itu. Ketika Amir
selesai membaca surat itu, ia pun berkata: “Berikan dua ribu dinar ini kepada
orang miskin itu sebagai tanda terima kasihku, sebab Nabi telah emngingatkanku
untuk memberi empat ratus dinar kepada orang tua itu dan katakanlah kepadanya
bawha aku ingin agar ia menghadapku supaya aku dapat bertemu dengannya. Tetapi aku
rasa tidaklah tepat bahwa orang seperti itu harus datang kepadaku, akulah yang
akan datang kepadanya dan mengusap penderitaannya dengan janggutku”.
___________________
Sumber :
Karomah Kaum Sufi 1 – Ilham Muqaddam
Syairazi. Hal 25
Gambar :
http://suratpengundurandiribenar.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar